Recent Post

HUJAN SISAKAN GERIMIS

oleh: Argono S. Hadiwidjojo

mungkin terik panas telah begitu mendera
tetes hujan terobos tiap pori kulit, merasuk jantung
menuju akhir langkahmu mendaki, meniup kuat angin
menghempas kelopak-kelopak kemuning, menggigit
rasa sakit, terjatuh kau

menggantung mendung menghitam
angin mengabut, pupus pagi
malam berpanjang
runtuhkah langitmu

hujan tumpahan langit sisakan gerimis
tak mungkin bohongi diri, mengalah
bukan kalah, perjalanan
sungguh masih panjang
jangan keluh tutupi syukurmu
telah Ia beri kau mampu

(di batang adenium tua kukenangkan kekasih
muncul samar, begitu kerap
mengetuk-ngetuk pintu hati, begitu perkasa
atasi dera, bagai lagu alirkan nada
alunkan kasih, laut tenang dalam gelombang
buaikan rindu, kejaran canda menggoda
meraih tepian pantai, merapat berlabuh)

pada batang luka
dengan helai daun tersisa
kuntum muda menjelma
(di ruang sunyi tersunyi, cinta
mendidik tanpa sebiji kata)

sumber: disini

Olahraga bagi Anak Autistik Kaya Manfaat

"Menyitir pendapat terapis Sony Ambudy, Amd OT, olahraga adalah salah satu cara efektif untuk menjalin komunikasi interaktif dengan anak autistik. Gerakan intensif pada olahraga tertentu dapat membantu penyandang autistik berkomunikasi secara non verbal"

Olahraga tidak hanya berguna untuk kesehatan fisik semata, namun juga baik bagi kesehatan psikis penyandang autistik, sehingga kita dapat memasuki dunia penyandang autisma dengan lebih mudah. Bila dikemas dengan cara menyenangkan, olahraga menjadi aktivitas yang memberikan banyak manfaat bagi autistik, karena pada dasarnya semua orang senang bermain.
Ruang terbuka adalah lokasi berolahraga yang baik bagi penyandang autistik, karena secara psikologis membantu mereka untuk lebih terbuka terhadap orang di sekitarnya.
Olahraga bagi anak autistik juga bermanfaat sebagai pengalih kegiatan tantrum dan sarana untuk melepaskan energi yang berlebihan sehingga emosinya dapat tersalurkan. Selain itu anak autistik dapat berlatih motorik halus, motorik kasar, keseimbangan, interaksi sosial dan berbagai persepsi tentang ruang publik dan ruang pribadi.

Gabriels menemukan bahwa sifat lekas marah, hiperaktif, dan perilaku stereotip seperti misalnya tangan mengepak, secara signifikan berkurang setelah anak-anak autistik melakukan olahraga berkuda. Studi tentang manfaat berkuda bagi anak autistik telah banyak dilakukan. Salah satu menyebutkan bahwa bila dilakukan selama 10 minggu, dapat memengaruhi motorik, verbal, dan keterampilan berbahasa. Anak-anak tersebut memiliki pemahaman yang lebih baik, lebih mudah berbagi dengan orang lain, dan bersosialisasi.
Sedangkan Hameury menemukan bahwa berkuda dapat meningkatkan perhatian anak autistik, memperbaiki persepsi tentang emosi, dan diyakini kedekatan anak dengan kuda memberi efek menenangkan.

Jenis olahraga lain juga memberi efek positif bagi anak autistik, misalnya saja jogging, gym, renang. Namun tentu saja orangtua perlu memastikan keamanannya.  Allion menemukan bahwa jogging selama 20 menit menurunkan sifat agresif. Ia memberlakukan selama 2 minggu.
Renang juga dapat membantu anak autistik lebih tenang. Yang pernah dilakukan adalah berenang selama 60 menit, dimana di dalamnya meliputi berenang sambil terapi dan dalam bentuk permainan bersama ayah/ibu/pendamping. Latihan dilakukan seminggu dua kali selama 16 minggu. Para pakar menyarankan agar saat berenang melibatkan saudara kandung

Diduga semua mekanisme terjadinya perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan hormon adenosin di otak. Hormon ini membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi kejang dan rasa cemas.
Upaya meningkatkan adenosin dalam aktivitas sehari-hari dapat berupa:
  • Jalan kaki selama 15 menit
  • Jogging 20 menit
  • Berenang 30 menit
  • Melompat-lompat di trampolin selama 10 menit
  • Jalan santai 30 menit.

Jika Anda bingung menentukan jenis olahraga bagi anak, diskusikan dengan dokter dan terapisnya. Apapun itu, usahakan untuk mengagendakan olahraga buat putra-putri Anda. Ini akan membantu Si Kecil belajar lebih banyak dan berperilaku baik.


sumber; disini

Brain Gym Cerdaskan Anak

Brain stimulation akan membawa dampak tumbuh kembang yang optimal pada anak



Masa golden period atau masa emas anak merupakan masa yang tidak bisa terulang. Karena pada masa ini, pertumbuhan otak tercepat terjadi hanya di tahun pertama kehidupan anak. Dan pada waktu anak menginjak usia 3 tahun, otaknya telah membentuk 1.000 triliun hubungan atau sekitar dua kali lipat hubungan yang dimiliki oleh orang dewasa. Hal ini disampaikan oleh Tri Gunadi, OTR (Ind), S.Psi, dalam Smart Parent Conference pada 24 Juli 2009. “Mengingat masa emas tersebut seharusnya orang tua memberikan brain stimulation pada anak. Brain stimulation akan membawa dampak tumbuh kembang yang optimal pada anak,” tambahnya.


Brain stimulation dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan brain gym. Apa itu brain gym?Brain gym adalah nama serangkaian latihan gerak sederhana untuk stimulasi otak dalam memudahkan kegiatan belajar. Suatu rangkaian kegiatan yang cepat, menarik, dan dapat meningkatkan semangat saat beraktifitas. Latihan ini sangat membantu dalam menggerakan anggota badan, mengkoordinasikan gerak, ketrampilan, membantu dalam hal belajar di sekolah dan dalam tuntutan penyesuaian kegiatan sehari-hari.
Brain gym membantu anak untuk dapat memanfaatkan seluruh potensi otak alamiahnya melalui gerakan dan sentuhan-sentuhan. Penting sekali untuk belajar dalam berbagai kegiatan, misalnya belajar berjalan dan berlari (semua yang dibutuhkan untuk berpikir dan bergerak di waktu yang bersamaan), memberikan atensi (semua yang dibutuhkan untuk memfokuskan pada satu hal dan memahaminya), mendengar (semua yang dibutuhkan untuk mendengar dan berbicara), berfikir (semua yang dibutuhkan untuk berfikir dan mengingat), membaca (semua gerakan untuk mata, otak, dan tubuh supaya siap dalam membaca), mengeja (semua yang dibutuhkan untuk mengeja atau mengerjakan matematika), menulis dan menggambar (semua yang dibutuhkan untuk menulis dan/atau kreatif), dan lain sebagainya.

Keuntungan brain gym

  1. memungkinkan anak belajar tanpa stress
  2. dapat dilakukan dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit)
  3. tidak memerlukan bahan atau tempat yang khusus
  4. dapat dipakai dalam semua situasi belajar anak (juga dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya item kognitif saja)
  5. meningkatkan kepercayaan diri
  6. menunjukkan hasil dengan segera
  7. dapat dijelaskan secara neurofisiologis
  8. sangat efektif dalam penanganan anak yang mengalami hambatan dan stress belajar
  9. memandirikan anak dalam belajar, dan
  10. menolong untuk memanfaatkan seluruh potensi dan ketrampilan yang dimiliki anak. Hal ini diakui  oleh “National Learning Foundation USA” dan menyebarluaskannya di banyak negara, sebagai salah satu tehnik belajar yang baik.

Bagaimana memulai program brain gym ?
1. Air (wonderful water)/H2O
Minumlah sedikitnya 8 gelas besar setiap hari atau 0,3 – 0,4 liter /10 kg berat badan sehari. Minum secara merata di sepanjang hari, bukannya minum banyak di satu waktu. Minum adalah cara terbaik dan paling alamiah untuk mengatasi stress.
Air mempunyai banyak fungsi dalam badan untuk menunjang hal belajar :
Darah lebih banyak menerima zat asam yang diperlukan untuk belajar.
Air melepas protein yang diperlukan untuk belajar sesuatu yang baru.
Air melarutkan garam yang mengoptimalkan fungsi energi listrik di badan untuk membawa informasi ke otak.
Air mengaktifkan system limfa, yaitu system air yang paling besar di badan. Limfa mengangkut zat-zat gizi, hormone dan juga berfungsi sebagai saluran pembuangan.

2. Saklar Otak (brain button)
Stimuli titik (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada) sisi kiri dan kanan tulang tengah (sternum), tepat di kedua lekukan selangka (clavikula) dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain menggosok daerah pusar.

Kadang sambil melakukan sakelar otak bayangkan ada kuas di hidung dan menggambar kupu-kupu 8 di langit-langit. Rangsangan titik ini meningkatkan peredaran darah ke otak. Berat otak kira-kira 1/50 dari berat badan, namun untuk fungsi yang optimal diperlukan 1/5 dari peredaran darah.

Tangan di pusat menyeimbangkan impuls-impuls yang berhubungan dengan telinga bagian dalam dan berpengaruh pada kemampuan belajar.

Manfaat : Koordinasi dua belahan otak, meningkatkan lancarnya aliran darah ke otak (zat asam ke otak), meningkatkan keseimbangan badan (terutama sebelum gerakan silang), dan meningkatkan kerjasama kedua mata dan dapat mengurangi juling.

3. Gerakan silang (cross crawl)
Otak mengapung di dalam cairan otak. Cairan otak mempunyai beberapa fungsi seperti melindungi otak dari gegar otak dan juga berfungsi secara elektris. Otak manusia memerlukan sejenis alat elektro kimiawi agar arus listrik dapat mengalir. Jika aliran cairan otak itu tersendat-sendat, maka itu berarti telah terjadi ketidakseimbangan dalam aliran informasi di otak. Ini juga berkaitan dengan sistem informasi antara otak dan badan yang dapat terhambat koordinasinya. Gerakan silang melancarkan peredaran cairan otak sehingga gangguan tersebut dihilangkan.

Diketahui bahwa belahan otak kanan mengontrol belahan tubuh kiri, dan sebaliknya otak kiri mengontrol belahan tubuh kanan. Disamping itu terdapat bagian otak dengan fungsi tertentu misalnya : menyangkut fungsi intelektual, kontrol otot, pengaturan fungsi-fungsi internal tubuh, dan pusat-pusat emosi yang masing-masing berada di tempat yang berbeda-beda.

Perkembangan bayi normal mengarah pada koordinasi kiri dan kanan yang makin serasi. Hal ini merupakan dasar pertumbuhan intelektual dan mental. Gerakan yang sangat menunjang gerakan itu adalah gerakan merangkak. Dasar gerakan inilah yang merupakan awal fungsi koordinasi seimbang.

Air dan sakelar otak membantu kesiapan tubuh dan otak sebelum melakukan gerakan silang. Untuk mengaktifkan indera kinestetik, sentuhkanlah tiap tangan ke lutut yang berlawanan secara bergantian. Gerakan silang ini dilakukan dengan menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri dan tangan kiri bersamaan dengan kaki kanan, ke depan, ke samping, ke belakang, atau jalan di tempat. Untuk “menyeberang garis tengah” sebaiknya tangan menyentuh lutut yang berlawanan.

Manfaat : Meningkatkan kesadaran keberadaan tubuh, menghilangkan stress, pikiran menjadi lebih jernih, daya ingat dan daya pikir meningkat, merangasang kelancaran cairan otak, meningkatkan koordinasi tubuh, mempermudah belajar, menyeimbangkan emosi, memperlancar peredaran limfa, mengatur tekanan darah, meningkatkan penglihatan, melancarkan pencernaan, meningkatkan energi tubuh, meningkatkan skor IQ, menghilangkan kekakuan, meningkatkan kesadaran akan kesehatan, dan membangkitkan rasa gembira.


4. Hook Ups
Tahap 1 :
Letakkan kaki kiri di atas kaki kanan dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah, jari – jari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik kedua tangan ke arah pusat dan terus ke depan dada.
Tutuplah mata dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di langit – langit mulut dan di lepaskan lagi pada saat menghembuskan napas.

Tahap 2 :
Buka silangan kaki dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus di dada atau di pangkuan , sambil bernapas dalam 1 menit lagi.
Latihan energi ini menghubungkan semua lingkungan fungsi bio listrik tubuh. Kekacauan aliran energi dapat diatur kembali apabila energi beredar dengan lancar di bagian tubuh yang tadinya tegang, sehingga jasmani dan jiwa merasa lega.
Posisi tangan dan kaki dalam bentuk 8 (Bagian I) sesuai dengan aliran energi dalam tubuh. Menyentuh ujung-ujung jari tangan (Bagian II), menyeimbangkan dan menghubungkan dua belahan otak. Ditambah dengan menempatkan lidah di langit-langit mulut, maka perhatian dipusatkan pada otak bagian tengah. Emosi di dalam sistem limbis dihubungkan dengan otak bagian dahi sehingga anak lebih seimbang secara emosional dan lebih mampu menyesuaikan dengan tuntutan belajar.
Manfaat : Pemusatan secara emosional (mengurangi kepekaan yang berlebihan), Lebih rileks, perhatian seksama, keseimbangan jasmani dan koordinasi, lebih percaya diri, dan pernafasan lebih baik.

sumber; disini

SUKA DUKA MEMILIKI ANAK SPESIAL



Apa ada Mommies di sini yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus? Kalau ada, mari berpelukaaan ala Teletubbies dulu. Hihihi. Saya pernah bercerita bahwa ‘anak saya  terinfeksi Rubella’ atau nama kerennya Congenital Rubella Syndrome. Karena virus itu, anak saya, Ubii (1 tahun sekarang), motoriknya sangat terlambat dan terkena profound hearing loss sehingga sampai saat ini ia belum mampu mendengar. Motoriknya yang sangat delayed mengharuskan ia difisioterapi seminggu tiga kali selama satu jam. Dan, puji Tuhan, kini Ubii sudah lancar tengkurap sendiri walau kepalanya masih belum kokoh.
Jika ditanya apa berat memiliki anak yang spesial? Jawabannya pasti berat. Semua terkuras, baik itu biaya, waktu, tenaga, dan lain-lain.
Pertama, dari segi finansial. Saya sampai saat ini masih susah menabung karena semua penghasilan diutamakan untuk pengobatan Ubii. Kemudian dari segi waktu, rasanya 24 jam dalam sehari itu sangat kurang. Susah rasanya punya me time yang nyaman karena siang harus melatih motorik Ubii dan malam harus membawanya terapi, baru mengerjakan pekerjaan kami. Dari segi tenaga, jangan ditanya bagaimana letihnya. Mengurus rumah, bekerja, membawa Ubii terapi, dan melatih dia seharian di rumah itu kadang melelahkan. Tapi, tentu, harus dijalani dengan hati yang ikhlas bukan? :)
Ubii sedang fisioterapi
Hal-hal tersebut, selama ini masih bisa saya dan suami kesampingkan. Tapi ada satu hal lagi yang kalau boleh saya golongkan ke dalam golongan ‘duka’, yaitu adalah cara orang-orang menatap atau memperlakukan Ubii. Dari awal, tentunya saya sudah kenyang dengan tatapan heran orang terhadap Ubii yang secara fisik sangat tidak terlihat sebagai anak berusia satu tahun. Di tempat umum, misalnya, pertama kali mereka melihat Ubii, mereka memuji kelucuan Ubii. Namun, begitu mereka bertanya usia Ubii dan saya jawab satu tahun, mereka selalu tampak kaget, heran, dan tidak percaya kenapa anak satu tahun kok masih kecil sekali (Ubii saat ini masih 6 kg) dan masih digendong ala bayi.
Saya sadar bahwa itu tidak bisa dihindari dan saya harus berpikiran positif. Tapi ada kalanya kami letih menjelaskan dan letih menanggapi tatapan heran orang *tarik napas dulu* Kemudian dari cara orang lain memperlakukan (baca: membedakan) anak kita dengan anak yang normal dan sehat. Hal ini misalnya anggota keluarga atau tetangga atau pembantu rumah tangga yang terlihat lebih sayang dan lebih bersemangat bermain dengan sepupu anak kita yang normal dan sehat. Clearly, we know that is inevitable. Tapi, sebagai seorang ibu, tentu tetap ada sekelibat perasaan sedih melihat Ubii ‘dibedakan’. Rasanya saya ingin berteriak “Hei, lihat saja, suatu saat nanti Ubii akan tunjukkan kalau ia punya banyak hal yang bisa dibanggakan’ dan lain sebagainya.
Cerita saya ini bukan ajang mengeluh, kok, hehehe. Saya senang sekali karena ternyata banyak hal yang bisa digolongkan di kategori ‘suka.’
Pertama, dengan Ubii yang spesial, saya dan suami jadi jauh lebih bersyukur untuk apa pun. Kami tidak lagi jadi orang tua yang memberi target pada anak untuk bisa melakukan A atau B atau C di usia sekian. Kedua, hubungan saya dan suami pun menjadi lebih solid dan kompak karena kami yakin bahwa Ubii membutuhkan kami berdua. Akhirnya kekompakan itu datang dengan sendirinya (padahal dulu sih sering berantem galau, hihihi). Kemudian, suami saya menjadi suami sigap dan siaga. Ia tidak segan turun tangan mengurus Ubii. Percaya tidak percaya, bahkan dia lebih khatam memandikan, menyuapi, meninabobokan, dan meminumkan obat Ubii daripada pembantu rumah tangga atau neneknya. Untuk ini saya sangat bersyukur.
Lalu, kami jadi lebih ada untuk Ubii. Kami jadi lebih menghargai waktu kebersamaan kami dengan Ubii, meghargai waktu di mana ia sedang ceria dan aktif, dan lain-lain. Semua perkembangan dan kemajuan Ubii, sampai saat ini, masih saya dan suami yang jadi saksi pertamanya. Dan untuk itu, saya sangat bersyukur.
Tentu ada masa di mana kami letih, jenuh, dan butuh refreshing. Di waktu-waktu yang memungkinkan dan budget ‘senang-senang’ ada, kami menitipkan Ubii di rumah neneknya dan kami pergi nonton atau ngopi-ngopi atau makan di luar. Dua sampai tiga jam di luar rasanya sangat berharga. Kami kembali dengan segar dan siap untuk mengurus Ubii lagi. Jika sedang pailit, pilihan kami ada dua. Satu, pergi ke warnet yang memiliki koleksi film yang lengkap, mendownload beberapa film, dan membeli camilan. Kami tunggu sampai Ubii tidur dan malamnya kami ber-movie night sampai pagi (terus besok paginya bangun kesiangan, hihihi). Kedua, kami meminjam komik yang kami sukai dan membaca komik tersebut di kamar. Hal sesederhana itu rasanya mewah buat kami dan sejauh ini hal tersebut lebih dari cukup.
Bagaimana dengan Mommies? Apa ada yang memiliki anak yang spesial juga? Jika ya, apa suka dukanya? Dan bagaimana cara Mommies menyenangkan diri saat letih dan jenuh? Jika ada masukan untuk kami, saya akan sangat senang sekali. Jika Mommies yang merasakan duka kategori duka saya, kita saling memberi pukpuk ya, hihihi.
Tetap semangat yuk, you’ll never know how strong you are until being strong is the only choice you’ve got.




Mudahnya Ucapkan Maaf

Ibu, maafin Bumi, ya…”
Kalimat ini sering sekali Bumi lontarkan saat ia tahu kalau saya sedang kesal dan marah dengannya. Seringnya, sih, persoalannya karena Bumi sekali dua kali masih tidak bisa menahan buang air kecil di sembarang tempat.
Hal lain yang sering membuat jengkel adalah saat Bumi dengan seenaknya membanting badan ke tubuh saya, sambil bilang, “Smackdown ibu, ah…” Eeerrrrr, mungkin, beberapa bulan lalu, saya masih anteng-anteng saja kalau Bumi mau main Smack Down. Ya, tapiiiiii …. sekarang Bumi, kan, beratnya sudah 20 kg! Sepertinya, bobot tubuhnya sudah nggak bisa saya ditolerir, deh.
Nyebelinnya, setiap saya tanya, “Bumi kenapa nggak Smack Down bapak, saja, sih?” dengan enteng, dia jawab, “Nggak ah, badan bapak nggak empuk kayak ibu.” Hahahhaha, yang ada saya malah jadi cekikikan mendengar jawabannya.
berkata maaf
Sejak dini, saya memang sudah membiasakan Bumi untuk mengatakan kata maaf kalau memang dia salah. Alhamdulillah, setiap kali dia tahu telah melakukan kesalahan, dia pun nggak sungkan untuk minta maaf. Dan ini berlaku tidak hanya untuk saya, tapi juga dengan penghuni rumah yang lain seperti  bapaknya, enin, aki dan mbak di rumah.
Tapi, saya juga nggak mau jika Bumi hanya sekedar minta maaf, tanpa dia tahu makna di balik kata maaf itu sendiri. Apalagi kalau setelah minta maaf, dia kembali mengulangi kesalahnnya. Jadi, sebisanya setelah Bumi meminta maaf, saya akan mengajaknya ngobrol dan memberitahukannya mengapa saya tidak suka dengan sikapnya.
Lagipula, bukankah kata maaf merupakan salah satu kata ajaib yang harus diingat dan sering dipraktikkan? Pelajaran ini juga saya dapatkan dari kedua orangtua saya. “Jadi orang itu nggak boleh pelit ngomong maaf, terima kasih, dan tolong,” begitu nasihat mama saya dulu.
Beberapa waktu lalu saya juga sempat berbincang dengan Adisti F. Soegoto, M. Psi. Salah satu psikolog dari Kancil ini mengatakan bahwa jangan sampai kata maaf ini dijadikan sebagai lips servicesemata. “Maksudnya, murah mengucapkannya, sedikit-sedikit minta maaf, namun tidak ada ada perubahan atau aksi selanjutnya untuk melakukan perubahan,” ujarnya.
Psikolog yang kerap disapa Disti ini juga mengutarakan bahwa, memang tidak semua orang mudah mengatakan kata maaf. Penyebabnya bukan hanya sekedar karena gengsi, tapi lebih luas dari itu. Menurutnya sulit mengucapkan kata maaf tidak berkaitan dengan masalah gander, baik laki-laki atau perempuan banyak yang susah mengucapkan kata maaf.
“Namun untuk laki-laki, karena sejak kecil sudah dididik dengan pola asuh dan pandangan bahwa laki-laki itu harus kuat, laki-laki itu sebagai pemimpin, tidak boleh cengeng, atau yang lainnya, hal inilah yang bisa menyebabkan laki-laki susah mengucapkan kata maaf. Tapi, bukan berarti tidak ada wanita yang sulit mengucapkan kata maaf, lho” ujarnya.
Jika kata maaf telah diucapkan namun tidak diiringi dengan perubahan, ya, percuma.  Alhasil, kata maaf akhirnya terdengar sia-sia. Karena nggak mau Bumi hanya menjadikan kata maaf sebatas lips service, akhirnya saya mencoba mengajarkan Bumi supaya bisa melanjutkan sebuah aksi setelah mengucapkan kata maaf.
Caranya,seperti yang saya bilang di atas, saya akan mengajak ngobrol Bumi setelah ia meminta maaf. Saya mencoba menjelaskan dan mengutarakan mengapa ia tidak salah dan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Dengan begitu, saya berharap Bumi dapat paham dan mengerti bahwa kekesalan saya ini berdasarkan rasa sayang dan perduli.
O, ya … meskipun saya ibunya, saya pun nggak sungkan, kok, mengaku salah dan bilang maaf ke Bumi. Dan saya rasa Mommies yang lain juga begitu, kan?

sumber; disini

8 Kiat Berkomunikasi dengan Anak Autis

[autiskita.com] Berikut ini adalah kiat berkomunikasi dengan anak autis:
1.    Bicara lambat dan jelas, dan jangan mengharapkan respon langsung dari mereka.
2.    Berlaku sabar, lembut dan jangan bosan berusaha tetap berkomunikasi dengan mereka. Namun, jangan memburu mereka.
3.    Berilah perintah secara langsung saat menjelaskan tentang aturan pada mereka. Ajarkan mereka kata-kata yang menggambarkan emosi.
4.    Gunakan bahasa dan cara komunikasi yang sederhana, jangan berlebihan.
5.    Jangan memaksa anak untuk melakukan kontak mata atau sentuhan, jika ia tidak mau.
6.    Tunjukkan minat untuk berkomunikasi dengan mereka, namun usahakan untuk melakukan pembicaraan secara bergantian.
7.    Tunjukkan dalam bentuk perbuatan, beri waktu pada mereka untuk melihat dan mengobservasi.
8.    Perhatikan petunjuk atau komunikasi nonverbal (ekspresi wajah, gestur, nada suara) yang mereka keluarkan.



sumber: dari berbagai sumber

Komputer Tablet Bantu Komunikasi Anak-anak Autis

Saat ini, penggunaan komputer tablet sebagai alat bantu komunikasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, bukan merupakan hal yang asing. Dengan faktor visual yang menarik serta mudah dioperasikan dengan layar sentuh, pengembangan tablet sebagai alat bantu komunikasi bagi anak-anak yang mengalami kesulitan berbahasa lisan, bisa menjadi hal yang dapat membuka jalan mereka untuk belajar berkomunikasi. Seperti yang terangkum dalam berita berikut ini.


REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND — Penelitian terbaru di Selandia Baru menunjukkan bahwa komputer tablet seperti iPad membantu kemampuan komunikasi anak-anak autis.

Penggunaan iPad dengan aplikasi tertentu membuat kemajuan dalam komunikasi anak berkebutuhan khusus. Para orang tua melihat perubahan yang luar biasa dari perilaku dan kemampuan komunikasi anak karena alat canggih tersebut.

Ciaran Lewis (6 tahun) contohnya. Dia tidak berbicara, memiliki kesulitan berpakaian hingga harus dibantu untuk keluar dari kamar mandi. Namun, dia mampu mengoperasikan dan berkomunikasi dengan iPad.

Ciaran dapat memberitahu ayahnya apa yang ingin dia lakukan hanya dengan menunjuk gambar di layar. Kegiatan rutin dapat ditunjukkan melalui gambar dan suara. 

Tablet dengan aplikasi tersebut masih menjadi cara baru untuk komunikasi anak-anak autis. Peneliti dari Universitas Victoria Wellington menggunakan sebuah aplikasi yang memungkinkan anak-anak membuat permintaan dengan menekan ikon di layar.

Eksekutif Direktur di Penelitian Autisme Selandia Baru, Alison Molloy melihat penelitian tersebut memberi hasil positif. 

”Aplikasi itu telah membantu mereka fokus pada apa yang perlu dilakukan dengan cara yang membuat mereka tidak terlalu stres,” ungkap dia seperti dikutip 3news.com, Rabu (2/1).

Dia berharap aplikasi iPad tersebut tersedia di banyak tempat dan ada penelitian lebih lanjut. Dengan aplikasi tersebut, diharapkan anak-anak autis dapat mengucapkan kata-kata pertamanya.

 sumber : disini

Ide Makanan Sehat untuk Anak Autis

Anak-anak dengan gangguan spektrum autis, kerap memiliki masalah untuk mengonsumsi makanan tertentu. Misalnya, ada masalah gangguan pencernaan yang menyebabkan mereka mesti menghindari kandungan tertentu seperti gluten dan kasein. Atau problem alergi pada jenis makanan, maupun masalah sensori yang membuat mereka menghindari tekstur makanan tertentu.



Misalnya, ada yang sensitif terhadap makanan yang panas, dan menyukai makanan dingin, atau sebaliknya. Ada juga yang menyukai tekstur ‘crispy’, dan menghindari apapun yang bertekstur lembek. Buntut-buntutnya, Bunda kesulitan menyiapkan makanan yang disukai si kecil, atau terjebak dengan rutinitas makanan yang itu-itu saja, sehingga anak pun menjadi bosan. Kan tak mungkin, si kecil disuguhi kentang goreng atau ayam terus-terusan?
Saat ini, di supermarket sudah tersedia pilihan bahan makanan yang bebas gluten dan kasein (CFGF). Merek seperti Orgran, menyediakan varian bahan makanan CFGF, mulai dari bahan pasta beras, spaghetti dari jagung, tepung bebas gluten dan kasein untuk membuat roti, pizza serta pastry, hingga remah tepung bebas gluten-kasein.


Namun, tak bisa dipungkiri bahwa bahan makanan maupun makanan jadi yang khusus untuk diet autistik tersebut memang tak murah. Beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk menyiasati hal ini adalah dengan kreatif memanfaatkan bahan makanan yang terdapat di sekitar kita. Misalnya, untuk pengganti cemilan berbahan tepung, Bunda dapat mengolah jagung, ubi, sagu, kentang dan singkong sebagai selingan. Keripik singkong dan kentang, kue-kue dari tepung beras, berondong jagung atau popcorn, puding dari konyaku/rumput laut tanpa gluten, buah-buahan segar yang dibekukan (jika si kecil gemar makanan dingin) atau smoothies buah, bisa menjadi pilihan. Cermatilah apa yang menjadi kesukaan anak. Buat list makanan yang disukai dan tidak, serta yang harus dihindari dan dibolehkan. Sereal bebas gluten dan dairy saat ini juga dijual di beberapa supermarket tertentu, dapat menjadi alternatif untuk sarapan, disertai dengan susu beras atau susu kedelai. Beberapa brand, seperti Enviro Kidz, menyediakan pilihan sereal CFGF.



Terakhir, jangan lupa untuk mengecek kandungan maupun label nutrisi yang terdapat di bahan makanan tersebut. Pastikan bahwa kandungan gula, sodium, serta bahan lainnya (apakah mengandung kacang, pewarna, atau tambahan lainnya) yang mungkin harus dihindari bagi diet si kecil. Selamat berkreasi dan mencari ide!

sumber: disini



 
Copyright © 2013. Pusat Layanan Autis Kalsel Kalsel- All Rights Reserved