Penyebab Penyakit Autis

Autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks dimana gejalanya akan mulai terlihat sebelum usia 3 tahun. Autisme akan mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi verbal dan non verbal, serta gangguan perilaku pada anak. Anak dengan autisme memiliki masalah dalam mempergunakan bahasa, membentuk hubungan dan salah menginterprestasikan keadaan lingkungan sekitarnya. Menurut American Pshychiatric Association, autisme dikenal sebagai Pervasive Development Disorders.



Gejala autisme dapat bermacam-macam dan berbeda tiap individu. Penderita autisme memiliki kesulitan berkomunikasi dan memahami perkataan serta perasaan orang lain sehingga sebagian besar gejala autis adalah keterlambatan bicara, ketidakpedulian anak terhadap lingkungan dan orang sekitarnya, anak seolah hidup dalam dunianya sendiri sehingga tidak bisa bersosilisasi dengan orang lain atau teman sebayanya. Angka kejadian autisme semakin meningkat setiap tahunnya. Dilansir dari Autism Research Institute di San Diego, pada tahun 1987 jumlah anak autis 1:5000 anak, sedangkan tahun 2005 meningkat tajam menjadi 1:160 anak.

Sampa saat ini belum diketahui sebab pasti autisme. Berbagai ahli mengemukakan berbagai pendapatnya. Yang paling terkenal adalah hubungan vaksinasi autis dengan MMR(Mumps, Measles, Rubella) dengan autisme. Padahal para ahli tidak menemukan satupun bukti atas pernyataan tersebut. Hendaknya orangtua tidak begitu saja melarang anaknya divaksin MMR karena hal tersebut. Justru dengan tidak divaksin, anak akan lebih rentan tekena penyakit seperti mumps, measles atau rubella yang sangat berbahaya.

Beberapa ahli juga mengatakan bahwa faktor genetik berperan penting dalam autisme. Jika suatu keluarga memiliki anak autisme. Jika suatu keluarga memiliki anak autisme, maka kemungkinan memiliki anak dengan autisme lagi adalah 3-8%. Sedangkan jika salah 1 anak kembar menderita autisme, kemungkinan kembarannya juga menderita autisme adalah 30%. Abnormalitas kromosom DNA dan masalah pada susunan saraf ditemukan pada sebagian besar anak autisme.

Sebuah studi lain menemukan kaitan antara usia orangtua dengan resiko autisme. Jika salah satu orangtua dengan resiko autisme. Jika salah satu orang tua berusia 35-39 tahun, faktor resiko terjadinya autisme sebesar 27%. Sedangkan jika ibu yang berusia 35-40 tahun, resikonya meningkat 65% dibandingkan jika ayahnya yang berusia itu yang hanya sebesar 44%.

Pada beberapa anak, autisme juga dihubungkan dengan penyakit sebelumnya. Misalnya ibu terkena infeksi rubella, toksoplasmosis atau sitomegalovirus selama kehamilan, adanya kelainan bawaan sejak lahir, adanya kelainan bawaan sejak lahir (tuberous sclerosis, kelainan saraf, dll), infeksi pada anak setelah lahir seperti ensefalopati, meningitis bakterialis dll.

Bagi orangtua yang memililki anak autis yang terpenting adalah mencari terapi dan penanganan yang tepat dan intensif. Deteksi dini sangat penting karena jika kita dapat mendeteksi autisme lebih awal serta diberikan terpai yang tepat dan intensif, kita akan membantu anak tersebut tumbuh optimal. Adapun cara deteksi dini yang mudah adalah dengan pengamatan perilaku anak sehari-hari. American Academy of Pediatrics menyarankan tehnik Rapid Attention Back dan Forth Communication Tes atau dikenal dengan Rapid ABC. Yaitu cara mendeteksi dini dengan memberikan kegiatan sederhana pada anak yang melibatkannya secara aktif. Sehingga dapat menunjukkan keterlibatan dan komunikasi anak. Gerakan berulang dan kurangnya kontak mata bisa menjadi tanda awal dimana kita harus berkonsultasi pada ahli yang berkecimpung di bidang autisme. Selain itu, cara lain mendeteksi dini adalah orangtua memperhatikan anaknya dan menjawab pertanyaan di bawah ini :

1. Apakah anak anda tertarik atau mau bermain dnegan anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk sesuatu benda jika ia tertarik pada benda tersebut?
3. Apakah anak anda pernah membawa suat benda untuk diperlihatikan pada orangtuanya?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak merespon jika namanya dipanggil?
6. Bila anda menunjuk mainan yang jaraknya jauh, apakah ia akan menoleh untuk melihatnya?

Jika terdapat jawaban tidak pada lebih dari 2 pertanyaan, maka anda dianjurkan untik membawa anak anda untuk berkonsultasi pada profesional di bidang autisme seperti dokter maupun psikolog anak.


sumber : http://penyebabautis.com/
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. Pusat Layanan Autis Kalsel Kalsel- All Rights Reserved