Memiliki Anak Autis Orangtua Diminta Bersabar

Memiliki Anak Autis Orangtua Diminta Bersabar
Liputan6.com, Denpasar: Para orang tua yang memiliki anak autis seringkali terjebak pada perilakushopping therapy atau berpindah-pindah tempat terapi karena mereka tidak sabar, kata seorang pengelola pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Shopping therapy ini menyebabkan terapi terhadap si anak tidak efektif karena polanya tidak berkesinambungan dan mungkin ada yang terputus," kata Koordinator Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus Denpasar dr Ni Luh Putu Sudiani, Kamis (20/1). Ia mengemukakan bahwa perilaku orang tua yang memiliki anak autis itu karena tidak sabar melihat perkembangan si anak yang dinilainya lambat. Karena itu mereka berharap di tempat terapi lain bisa segera berhasil.
"Padahal tidak seperti itu. Orang tua memang harus ekstra sabar karena untuk satu kemampuan saja butuh waktu lama, seperti untuk kemampuan anak bisa kontak mata dengan orang lain saja butuh waktu dua tahun," kata dokter yang juga memiliki anak autis itu. Akibat keinginan yang menggebu-gebu agar anaknya segera berkembang sama dengan anak normal seusianya, maka orang tua berpindah-pindah dari satu tempat terapi ke tempat lainnya.
"Kalau di tempat terapi yang baru terapisnya kooperatif, maka catatan perkembangan dan terapi sebelumnya yang dijalani si anak akan dibaca dan dipelajari. Tapi kalau terapisnya tidak mau mempelajari catatan perkembangan itu, maka dimulai dari awal lagi," katanya. Menurut dia, memiliki anak dengan gangguan autis memang harus berbesar hati dan menerima segala resikonya. Dengan sikap demikian, maka orang tua akan melakukan terapi pada anak dengan tidak mengedepankan target terlalu tinggi.
"Memang sikap orang tua kebanyakan dari anak autis yang tidak sabar itu wajar karena mereka ingin anaknya sama seperti anak-anak normal. Saya juga mengalami hal seperti itu, sehingga saya menemukan kuncinya adalah sabar dan sabar," kata lulusan FK Universitas Udayana Denpasar ini.
Selain itu, katanya, memiliki anak autis memang membutuhkan biaya yang sangat besar karena harus menjaga makanan yang seimbang, termasuk untuk terapi. Sementara untuk uji laboratorium mengenai penyebab anak itu autis, di Indonesia sampai saat ini belum dan di luar negeri biayanya sangat mahal. (Ant/ARI)


sumber : klik disini

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. Pusat Layanan Autis Kalsel Kalsel- All Rights Reserved