Terapi Sensory Integration

Pada kesempatan ini saya akan mengajak untuk mempelajari mengenai terapi SI (Sensory Integration). Saat ini kita sering mendengar istilah terapi SI, akan tetapi masih banyak pula orang tua yang masih belum memahami sepenuhnya tentang SI. Sebagai orang tua maka sudah sepantasnya untuk mempelajari terlebih dahulu jenis terapi yang akan diberikan kepada anak, jangan sampai pemberian terapi tersebut menjadi percuma dikarenakan tidak sesuai dengan kebutuhan anak atau hanya dikarenakan mencoba-coba atau bahkan hanya mengikuti langkah orangtua lain yang anaknya mengalami banyak kemajuan setelah mengikuti terapi jenis ini.
Sensory Integration merupakan suatu proses neurologi dalam mengatur dan menterjemahkan input sensori, untuk dapat memberikan respon sesuai dengan input tersebut. 
Bagian-bagian syaraf yang sangat banyak bekerja sama, sehingga seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Tubuh kita dan lingkungan mengirim pesan ke otak melalui indera kita, informasi tersebut diproses dan diorganisasi sehingga kita merasa nyaman dan aman serta kita mampu merespon secara tepat sesuai situasi dan kondisi.

Konsep Sensory Integration merupakan karya yang dikembangkan oleh A. Jean Ayres, PhD. OTR seorang Occupational Therapist.
Pada sebagian besar anak, kemampuan SI akan berkembang dengan sendirinya seiring dengan aktivitas yang dilakukan oleh anak tersebut setiap hari. Anak akan banyak mendapat pengalaman dan pembelajaran dari apa yang setiap hari dilakukannya. 
Akan tetapi hal ini terkadang tidak berlaku pada beberapa anak yang kemampuan SI-nya tidak berkembang seefisien seharusnya. Ketika proses tersebut terganggu, sejumlah masalah dalam proses belajar, perkembangan, ataupun tingkah laku bisa muncul.
Orang tua biasanya lebih mengenal dan mengerti anak mereka lebih daripada orang lain. Oleh karena itu, mereka juga akan lebih tahu daripada orang lain ketika anak mereka sedang menghadapi masalah ataupun mengalami hambatan. 
Jika seorang anak diduga memiliki gangguan SI, maka sebuah assessment dapat dilaksanakan oleh seorang Occupational Therapist. Assessment biasanya terdiri dari beberapa test standard dan observasi yang terstruktur sesuai usia perkembangan anak.
Assessment tersebut akan mengevaluasi kemampuan anak dalam merespon rangsangan sensori, postur, keseimbangan, koordinasi, dll. 
Setelah hasil riset dan observasi dianalisa, terapis akan membuat rekomendasi mengenai terapi yang dibutuhkan.
Anak dengan SI Dysfunction dikarenakan adanya gangguan dalam fungsi otak yang menghambat kemampuan mengatur dan menterjemahkan informasi sensori motor.
SI Dysfunction mungkin menjadi sebagai penyebab dari adanya masalah seperti kesulitan bicara, kesulitan konsentrasi, kekacauan social-emosional, gangguan perilaku dan masalah-masalah lain. 
Jika terapi Sensory Integration direkomendasikan, maka anak akan dituntun melalui berbagai aktivitas yang akan menantang kemampuan anak dalam memberikan respon yang sesuai terhadap input sensori yang diterimanya.
Melatih keahlian-keahlian khusus bukanlah merupakan fokus dari jenis terapi ini. Dalam melakukan suatu aktivitas terapi SI, yang menjadi fokus bukanlah hasil/end product, melainkan proses anak dalam melakukan aktivitas tersebut. Dalam mengikuti sesi terapi SI, maka aktivitas-aktivitas terapi hanyalah sebagai suatu media dan bukan menjadi target terapi. 
Dalam terapi SI, anak Anda akan dituntun untuk melakukan aktivitas yang menantang kemampuannya dalam memberikan respon yang sesuai terhadap input sensori yang diterimanya.
Terapi SI akan melibatkan aktifitas yang memberikan rangsangan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan anak untuk berkembang. Aktivitas tersebut juga dirancang untuk beangsur-angsur meningkatkan tuntutan terhadap anak Anda untuk mampu membuat respon yang lebih teratur dan lebih terstruktur. 
Penekanan lebih difokuskan pada bagaimana kualitas proses sensorimotor yang dilakukan oleh anak dalam melakukan aktifitas tersebut, daripada mengajarkan atau melatih anak tersebut tentang bagaimana cara memberikan respon atau bagaimana cara mendapatkan hasil aktifitas yang sebaik mungkin. 
Melatih suatu keterampilan khusus jarang menjadi fokus dari terapi jenis ini. Akan tetapi pada beberapa kasus, anak dilatih untuk melakukan keterampilan khusus bisa menjadi tujuan utama, sehubungan dengan adanya kebutuhan untuk meningkatkan perkembangan harga diri anak atau untuk menunjang kemampuan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Salah satu aspek penting dari terapi yang menggunakan pendekatan SI adalah  motivasi anak. 
Physiology otak yang dilibatkan anak pada saat melakukan gerakan aktif, responsive, berbeda dengan physiology otak yang dilibatkan pada saat anak hanya melakukan peragan pasif.
Aktivitas aktif akan sangat bergantung pada kemampuan inisiatif, perencanaan gerak, pelaksanaan gerakan, dan kontrol gerakan, sehingga secara kualitas tampak lebih terkoordinasi. Sedangkan pada aktifitas pasif, terkadang hanya memberikan sensasi ataupun gerakan yang tidak sepenuhnya menuntut adanya respon dari anak. 
Keterlibatan aktif anak akan memberikan pengalaman dan pembelajaran yang terbaik untuk menuntun ke arah pertumbuhan proses belajar dan pengaturan tingkah laku yang lebih baik.
Ketika anak dilibatkan sevara aktif, dia memiliki kontrol yang lebih terhadap situasi dan kondisi diri serta lingkungan. 
Dengan aktifitas pasif, kebalikannya, kita harus lebih hati-hati sebab anak terkadang kurang dapat menunjukan tanda-tanda kesulitan dan tidak mempedulikan lingkungannya.
Oleh karena itu, untuk memberikan pengalaman dan pembelajaran yang efektif bagi anak maka biasanya akan lebih menekankan pada partisipasi aktif dari anak.
Terapi yang menggunakan pendekatan Sensory Integration pada umumnya menarik bagi anak. Ruang yang penuh dengan alat-alat yang menarik, lerengan untuk meluncur, ayunan, guling besar untuk dipanjat, terowongan, tangga tali, berbagai macam ukuran bola, dll. akan sangat menarik bagi seorang anak. 
Bagi anak, terapi SI merupakan bermain dan dapat kelihatan seperti bermain bagi orang dewasa juga. Tetapi hal tersebut merupakan pekerjaan yang tidak mudah sebab terapis harus sangat kreatif dan inovatif, sebab apabila aktivitas yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan anak maka hal tersebut hanya akan bersifat bermain dan tujuan dari terpi SI menjadi tidak tercapai.
Banyak anak dengan gangguan sensori integration belum mampu bermain secara tepat tanpa adanya arahan dari terapis. Menciptakan suasana bermain selama terapi SI dilakukan bukan hanya untuk bergembira. Suasana tersebut sangatlah berguna sebab anak akan lebih tertarik dan menikmati aktifitas terapi yang diberikan, dan dengan demikianlah efektifitas pelaksanaan sesi terapi SI akan jauh lebih maksimal dibandingkan dengan anak yang kurang termotivasi dalam mengikuti jalannya sesi terapi SI. 
Terapi SI haruslah mampu memberikan pengalaman dan pembelajaran yang terus berkembang sehingga terus mampu memberikan pengalaman positif bagi anak. Namun demikian, tidak setiap sesi terapi akan berjalan seperti yang kita harapkan, yaitu berjalan dengan efektif dan efisien. Setiap anak pernah mengalami hari sulit.
Bahkan pada beberapa kasus, ada anak yang mengalami hambatan dalam beradaptasi ataupun merasa kurang nyaman dengan berbagai macam alat dan aktifitas permainan. Oleh karena itu, bagi beberapa anak memulai terapi SI bisa menjadi sesuatu proses yang sulit. Terapis yang terlatih akan tahu seberapa besar dorongan yang seharusnya diberikan kepada seorang anak dan boleh meminta bantuan orangtua dalam menolong anak untuk terlibat. 
Kemajuan dalam mengikuti terapi SI tidak bisa dipisahkan dengan peran aktif orang tua.
Orang tua sangat mengerti anak mereka, sehingga sangat berperan dalam memantau perkembangan dan hambatan yang dialami anak. Orang tua juga sangat diharapkan untuk mampu memberikan lingkungan yang kaya dengan stimulasi, sehingga anak akan terus mendapatkan pengalaman dan pembelajaran dari lingkungannya. Arahan dan tuntunan sangat dibutuhkan oleh orang tua supaya mampu mewujudkan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan anak. 
Sebuah home program harus diberikan oleh terapis untuk membantu orang tua di rumah dalam melatih kembali anaknya.
Ketika pendekatan sensori integration berhasil, anak akan mampu secara otomatis memproses informasi sensori secara kompleks dengan cara yang lebih efektif dari pada sebelumnya. Hal ini memiliki sejumlah hasil penting. 
Peningkatan pada koordinasi gerak dapat dilihat dari kemampuan anak untuk melakukan tugas motorik kasar atau halus dengan keterampilan yang lebih baik dan pada tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari yang diharapkan ketika anak belum mengikuti terapi.
Untuk anak yang pada mulanya menunjukkan masalah pada respon yang berlebihan atau kurang terhadap rangsangan, respon yang lebih normal dapat membimbing ke arah penyesuaian emosi yang lebih baik, meningkatkan keterampilan personal sosial, atau percaya diri yang lebih besar. 
Beberapa anak akan menunjukkan adanya perkembangan bicara dan bahasa, dll. Sangat sering, orangtua melaporkan bahwa anak mereka kelihatannya lebih tenang, lebih perhatian, lebih memiliki percaya diri, lebih cepat dalam mempelajari sesuatu kemampuan baru, serta sangat menunjang kemajuan di berbagai program terapi lainnya.

Sumber : disini
(Ditulis oleh : Krisna Kurniawan, AMd.OT ; Occupational Therapy Consultant di PTA Matahatiku, Bintaro Sektor 1, Telp : (021) 7364727)
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. Pusat Layanan Autis Kalsel Kalsel- All Rights Reserved