Anak Autis Perlu Diet

AUTISMA pertama kali dipublikasikan oleh Leo Kanner (1943) seorang dokter kesehatan jiwa anak. Ia mengamati perilaku anak-anak yang dijadikan objeknya, namun yang sangat menonjol adalah anak-anak ini sangat asyik dengan dunianya sendiri. Seolah-olah mereka hidup dalam dunianya sendiri dan menolak berinteraksi dengan orang disekitarnya. Orang Amerika menyebut anak ini dengan sebutan anak peri (berbicara sendiri).
Autisme berasal dari bahasa Yunani Autos yang berarti aku. Atau sikap yang sangat mengarah kepada diri sendiri. Autisme adalah suatu gangguan atau kelainan otak yang mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, berhubungan dengan sesama dan memberikan tanggapan terhadap lingkungan.
Banyak literatur menyebutkan bahwa autis berhubungan dengan gangguan susunan syaraf pusat, gangguan sistem pencernaan, peradangan dinding usus, faktor genetik, keracunan logam berat, faktor psikodinamik keluarga dan faktor imunologi
Autis bisa terjadi pada siapa saja tanpa melihat perbedaan status sosial ekonomi, pendidikan, golongan etnik maupun bahasa. Tingkat kejadian autis meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1989 hanya tercatat 2 pasien autistik di Poliklinik Jiwa Anak RSCM Jakarta. Sebelas tahun berikutnya, tahun 2000 tercatat 103. Menurut perkiraan dari dr. Melly Budhiman, psikiater anak dan Ketua Yayasan Autisma Indonesia, bila 10 tahun yang lalu jumlah penyandang autisma diperkirakan satu per 5000 anak, sekarang meningkat menjadi satu per 500 anak. Untuk mengurangi gejala dari autis maka salah satunya adalah dengan diberikanya intervensi dietnya.
Intervensi diet dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi gejala autisme, meningkatkan kualitas hidup, serta memberikan status nutrisi yang baik .

Macam Diet
Diet bebas gluten dan casein (Gluten free, casein free) Diet ini dengan cara menghindarkan semua produk yang mengandung gluten seperti biskuit, mi, roti, kue, makaroni, spageti, cake atau makanan kemasan lain dari terigu. Sedangkan casein diperoleh dari makanan atau minuman yang mengandung susu sapi, seperti keju, mozarella, butter, atau permen, mentega dan yogurt.
Diet tanpa gluten dihentikan apabila pertumbuhan jamur candida di usus dalam batas normal. Pertumbuhan candida bisa dilihat dengan pemeriksaan feses.
Efek diet bebas casein (susu) dilakukan dengan menjauhkan semua makanan dari susu . Bisa dicoba selama 3 minggu lalu lihat perkembangannya. Jika anak banyak konsumsi gluten, maka peptida akan masuk ke dalam jaringan tubuh dan disimpan sebagai lemak. Diet gluten diberikan sedikitnya 3 bulan, dengan melihat perkembanganya. Peptida juga dapat memberikan efek toksik pada sistem saraf sentral.
Banyak kasus yang menunjukkan kemajuan. Setelah dilakukan diet bebas gluten 7-9 bln. Ada yang baru terlihat setelah 2 tahun.
Susu sapi dan gandum bagi autis tertentu bersifat morfin. Karena protein susu sapi (casein) dan protein gandum (gluten) membentuk kaseomorfin dan gluteomorfin, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya gangguan perilaku seperti hiperaktif. Hal itu terjadi karena kebocoran saluran cerna sebagai akibat tidak seimbangnya bakteri dan jamur. Ketidakseimbangan ini biasanya diakibatkan oleh pemakaian antibiotika yg berlebihan yang akan meningkatkan permeabilitas usus. Antibiotika dapat membunuh bakteri flora usus seperti laktobasilus. Sedangkan jamur terutama candida akan tumbuh berlebihan yang akan mengakibatkan selaput dinding usus terganggu.
Dengan terganggunya selaput usus akan menyebabkan berbagai makromolekul protein susu sapi atau zat toksik melewati dinding saluran cerna ke darah. Akibatnya bisa terjadi gangguan susunan dan fungsi otak yang mengakibatkan gangguan tingkah laku, gangguan perkembangan dan gangguan proses belajar.

Diet Bebas Jamur
Diet ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kembali infeksi jamur dalam usus. Dilakukan dengan diet rendah gula sederhana. Gula sederhana adalah makanan utama dari jamur yang ada dalam usus penderita autis.
Hasil metabolit dari jamur sering timbulkan kelainan perilaku, sehingga untuk pengganti gula sederhana adalah dengan konsumsi hidrat arang kompleks. Sesuai namanya, semua jenis makanan yang diolah dengan proses fermentasi seperti kecap, tauco, keju, serta kue yang dibuat dengan menggunakan soda pengembang, vermipan, atau sejenisnya, tidak diberikan. Begitu juga makanan yang sudah lama disimpan atau buah-buahan yang dikeringkan

Diet Bebas Zat Aditif
Zat aditif ini termasuk pewarna, penambah rasa monosodium glutamate(MSG), pengawet, pengemulsi. Yang perlu dihindari adalah penambah rasa MSG, penambah aroma, pewarna sintetis, pemanis buatan (aspartama dan sakarin, kafein, polibate nitrat nitrit (pengawet daging).
Sebagai gantinya, untuk memberi warna pada makanan, digunakan pewarna alami seperti daun pandan, daun suji, kunyit, dan bit.
Kebanyakan zat aditif mengandung fenol.Untuk memecah fenol memerlukan sulfur. Sulfur merupakan indikator yang kuat pada hati dan diperlukan untuk proses detoksifikasi. Beberapa zat pewarna dapat merusak DNA yang akan menyebabkan mutasi genetic MSG juga dapat mempengaruhi organ penting, seperti saraf otak.

Konsumsi Makanan
Bagi penyandang autis dianjurkan untuk minum air mineral kemasan atau air yang telah melalui penyaringan, minimal delapan gelas sehari. Hindari makanan junk food, karena makanan ini selain gizinya tidak seimbang, banyak terbuat dari tepung dan sering mengandung lemak jenuh.

Suplementasi
Anak autism umumnya mengalami defisiensi vitamin dan mineral akibat perlakuan diet yang cukup ketat. Dengan demikian, dibutuhkan suplemen makanan seperti kalsium, magnesium, zinc, selenium, vitamin A, B6, C, E, asam lemak esensial, asam amino, kolostrum, enzim, probiotik. (Nuryanto, S.Gz-11).


sumber : http://www.suaramerdeka.com


Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. Pusat Layanan Autis Kalsel Kalsel- All Rights Reserved