Recent Post

Workshop "Sistem Pelayanan Terapi Terpadu dan Manajemen Administrasi PLA Kalimantan Selatan"

Workshop ke-2 di Pusat Layanan Autis Kalimantan Selatan bersama Pak Ito dan Team









































Kesalahan yang Sering Dilakukan Orangtua Anak Autis


Jakarta, Anak autis memiliki kepekaan yang berlebih pada inderanya. Suara-suara bising, cahaya terang atau terkadang hanya sentuhan biasa saja bisa membuat anak autis takut atau justru marah.

Tak heran jika banyak ditemui kasus anak autis mudah rewel dan terlihat hiperaktif, itu karena mereka mudah terganggu oleh hal-hal yang menurut mereka tidak nyaman.

Ketika menjelang remaja, kepekaan ini juga semakin meningkat. Perubahan hormon yang dialami juga bisa menimbulkan gangguan jika tidak ditangani dengan baik.

"Pada penderita spektrum autis yang disebut sindrom Asperger, perubahan hormonnya 5 kali lebih cepat dibanding remaja non autis. Dorongan seksnya juga lebih besar, namun mereka tahu hal itu tidak boleh sembarang dilakukan. Akhirnya mereka menjadi sakit perut, sering pusing dan meningkat kecemasannya," kata dr Adriana S. Giananjar, M.S., psikolog sekaligus pendiri sekolah khusus anak autis 'Mandiga' dan dosen psikologi di Universitas Indonesia dalam acara Cares for Autism yang diselenggarakan London School of Public Relation di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (14/4/2012).

Orangtua tentu sangat sayang kepada anaknya dan mau melakukan apapun agar anaknya dapat tumbuh dengan baik. Namun terkadang orangtua salah memahami dan menangani anak autis.

Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan orangtua anak autis dalam menangani anaknya:

1. Selalu mengikuti kemauan anak agar tidak marah

Hal ini akan membuat anak menjadi semakin menuntut sebab keinginan anak akan semakin meningkat. Sebaiknya jelaskan kepada anak mengapa tidak terkadang keinginannya tidak boleh dipenuhi.

2. Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya

Anak autis sangat tergantung pada rutinitas yang terstruktur. Jadi orangtua harus menjelaskan mengapa tidak bisa menepati janji.

Jika sering melanggar janji tanpa alasan yang jelas sebelumnya, anak autis bisa menjadi tantrum atau rewel dan tak lagi percaya orangtanya.

3. Tidak membolehkan sama sekali tingkah laku stimulasi anak

Anak autis memiliki kepekaan indera, baik penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan pembauan. Tapi bukan berarti anak autis harus dihindarkan dari hal-hal yang mengganggu.

Terkadang anak perlu diajak ke tempat-tempat yang ramai seperti mall atau pusat perbelanjaan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksinya.

4. Menanyai anak autis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan
Seringkali anak autis merasa kesal dengan tiba-tiba. Apabila hal ini terjadi, jangan ganggu anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang justru membuatnya marah. Biarkan saja sampai moodnya membaik lagi baru kemudian diajak berkomunikasi.

Sedangkan untuk membantu perkembangan anak autis, dr Adriana juga memberikan tips-tips sebagai berikut:
1. Sediakan kamar tidur khusus, jangan dibiasakan tidur bersama orangtua
2. Latih kemandiriannya dengan melakukan kebutuhan sehari-hari tanpa dibantu
3. Mengubah penampilan sesuai perkembangan usianya, asal dalam batas anak masih merasa nyaman
4. Hargai keinginan anak, sebab mungkin dari situ bisa diketahui minat dan bakat anak
5. Bantu anak untuk berteman, namun beri waktu untuk dirinya sendiri
6. Jelaskan tentang pendidikan seks apabila sudah mencapai usia puber.


(pah/ir)

Penyakit Susu dan Kue, Penyakit Baru pada Anak Akibat Salah Makan

 
Jakarta, Susu dan kue, dua hal yang menjadi santapan favorit anak-anak. Selain enak, makanan tersebut dinilai bergizi tinggi, hingga pada akhirnya seorang dokter menemukan ada kondisi aneh yang dipicu oleh konsumsi kedua makanan 'sehat' tersebut.

Seorang dokter spesialis THT anak yang bertugas di Nemours Children’s Hospital di Orlando, Florida bernama dr Julie L. Wei, sudah bertahun-tahun lamanya menemui kasus anak yang sehat, tapi mengalami kondisi berupa hidung meler dan mampet, batuk, sakit tenggorokan, sembelit, dan kelelahan.

Anehnya, anak-anak ini tak juga membaik kondisinya ketika diresepkan obat. Maka dr Wei pun mulai penasaran dan menemukan penyakit yang disebut 'Penyakit Susu dan Kue'. Dia menemukan bahwa dalam banyak kasus, pasien anaknya makan banyak susu dan gula sepanjang hari, juga ngemil tepat sebelum tidur.

Makanan-makanan seperti ini memenuhi perut, kerongkongan, dan menyebabkan refluks, dengan gejala menyerupai pilek dan alergi, serta gangguan tidur. Wei lalu merekomendasikan pasien anaknya untuk berhenti mengkonsumsi susu dan gula sebelum tidur. Gejala penyakitnya pun berkurang signifikan.

"Itulah mengapa saya menyebutnya 'Penyakit Susu dan Kue', karena saya percaya ada begitu banyak anak-anak di Amerika yang mungkin menderita gejala-gejala ini untuk alasan yang sama," kata Wei seperti dilansir Fox News, Senin (15/7/2013).

Menurut American Dietetic Association Foundation, sekitar 25 persen anak-anak memakan camilan setelah makan malam. Wei memperkirakan sekitar 50 sampai 75 persen anak-anak memiliki Penyakit Susu dan Kue karena makan banyak susu dan gula, serta ngemil sebelum tidur. Anak-anak ini sehat, tetapi memiliki berbagai gejala tanpa alasan medis.

Jika menemui anak dengan kondisi serupa, Wei menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Membuat janji dengan dokter
Jika gejala anak tidak membaik dengan obat-obatan, Wei menyarankan menemui dokter spesialis THT yang bisa memeriksa pembesaran kelenjar gondok atau amandel.

2. Buatlah jurnal makanan
Untuk mengetahui berapa banyak asupan susu dan cemilan yang disantap, sebaiknya bikin jurnal atau catatan makanan sehari-hari. Wei menemukan bahwa orang tua sering terkejut betapa banyak susu dan gula yang dikonsumsi anak-anaknya setiap hari.

3. Hentikan kebiasaan ngemil sebelum tidur
Jangan beri makanan kepada anak 90 menit sampai 2 jam sebelum tidur agar makanan tidak tersimpan di perut sebelum tidur. Cukup beri air saja.

4. Hindari atau kurangi makan susu dan gula di malam hari
Anak masih bisa menikmati es krim, tapi dia harus memakannya setelah sekolah, bukan setelah makan malam.

5. Memberi camilan sehat
Jika anak masih lapar setelah makan malam, daripada semangkuk sereal, berikan pilihan sehat seperti pisang atau keripik gandum yang tak begitu asam.

6. Mengobati sembelit
Makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat meringankan sembelit.


(pah/vit
 sumber : klik disini

Yogurt, Sumber Kalsium yang Enak dan Baik Untuk Pencernaan

 

Susu dikenal sebagai sumber kalsium dan protein terbaik untuk tubuh. Tapi bagi orang yang memiliki intoleransi (kesulitan mencerna) laktosa, mengonsumsi susu dapat menyebabkan kembung, kram perut bahkan diare. Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat gizi setara susu adalah dengan mengonsumsi yogurt.

Yogurt mengandung bakteri baik yang menyehatkan pencernaan yaitu Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yogurt sebagai produk olahan susu mengandung kalsium dan protein yang sangat baik, bahkan direkomendasikan oleh WHO untuk menangani dan mengobati diare.*

Minum 1 yogurt setiap hari, penting untuk menyempurnakan diet gizi seimbang. Mau menikmati yogurt yang enak dan menyegarkan? Kini telah hadir Danone Smoothee, minuman yogurt yang terbuat dari susu segar. Tersedia dalam 3 varian rasa buah yaitu Strawberry Bliss, Melon Berry dan Orange Burst.

Danone Smoothee dapat dikonsumsi oleh siapa saja dan baik untuk pencernaan anak-anak maupun dewasa karena mengandung 2 jenis bakteri hidup. Danone Smoothee tidak menggunakan pemanis buatan, hanya terbuat dari susu segar dan gula pasir dalam batasan normal.

Meski belum makan, Danone Smoothee aman diminum karena pH asam lambung 1 sedangkan pH Danone Smoothee 4 jadi secara prinsip, aman. Tapi bagi yang tidak biasa minum susu pada saat perut kosong, sebaiknya konsumsi Danone Smoothee setelah makan.

Demikian pula dengan penderita sakit maag yang ingin menikmati rasa dan manfaat yogurt, tetap dapat mengonsumsi Danone Smoothee setiap hari. Danone Smoothee juga dapat dikonsumsi pada pagi hari. Bagi yang tidak terbiasa minum dingin di pagi hari (Danone Smoothee harus disimpan dalam keadaan dingin), bisa mengonsumsinya setelah sarapan.

Minum 1 botol Danone Smoothee (220ml) setiap hari untuk pencernaan lancar dan memenuhi kebutuhan kalsium serta protein di dalam tubuh. Hadir dalam kemasan yang praktis, Danone Smoothee mudah dibawa kemana-mana.

Danone Smoothee, Smoothee Your Day

*WHO, 2005: http://www.searo.who.int/LinkFiles/CAH_Publications_manual_physicians.pdf



(adv/adv
sumber: klik disini 


Otak Bocah Rusak Permanen Karena Dokter Keliru Beri Obat Pilek

 
Washington, Seorang gadis 8 tahun mengalami kerusakan otak permanen dan tak bisa menelan, berbicara, atau berjalan karena dokter keliru meresepkan obat pilek. Lewat perjuangan panjang, pengadilan memutuskan keluarganya mendapat ganti rugi sebesar US$ 15,2 juta atau sekitar Rp 151,8 miliar

Kejadian yang menjadi penyebab malapetaka tersebut sebenarnya terjadi 4 tahun lalu. Pasien bernama MacKenzie Briant lahir pada tahun 2004 dengan kelainan jantung dan telah menjalani transplantasi tak lama setelah kelahirannya. Dia harus rutin meminum obat untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Pada bulan November 2008, MacKenzie yang ketika itu berusia 4 tahun terserang pilek. Ibunya, Elaine Briant, menelepon Rumah Sakit Anak Seattle untuk meminta saran. Kardiolog yang menerima telepon, Dr Cory Noel, kemudian menelepon Dr Yuk Law yang melakukan transplantasi jantung MacKenzie untuk membahas obat apa yang boleh diresepkan.

Dr Law mengaku mengatakan kepada Dr Noel lewat telepon bahwa MacKenzie tidak boleh diberi obat semprot hidung Afrin karena bisa meningkatkan tekanan darah yang akan mengganggu transplantasi jantungnya. Entah tidak mendengar atau lupa, Dr Noel malah meresepkan Afrin untuk mengobati pilek MacKenzie.

Elaine lalu menebus resep dan menyemprotkan ke hidung putrinya. Tak lama kemudian, MacKenzie mengeluarkan suara aneh dan berhenti bernapas. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dokter menegaskan bahwa dia mengalami kerusakan otak parah yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya.

Setelah kejadian itu, keluarga Briant melakukan perawatan sepanjang hari dan terapi kognitif untuk MacKenzie. Kesemuanya menguras dana dan juga berdampak emosional bagi keluarga yang tinggal di Snoqualmie, Washington ini. Oleh karena itu, hakim memutuskan bahwa rumah sakit harus bertanggung jawab.

"Dokter spesialis anak mengatakan kasus ini tidak berhubungan dengan Afrin, para ahli kami menyimpulkan itu tidak berhubungan dengan Afrin, namun hakim tidak setuju," kata Clarke Johnson, pengacara University of Washington sebagai tergugat seperti dilansir Medical Daily, Senin (15/7/2013).

Pengadilan memutuskan University of Washington harus membayar ganti rugi sebesar US$ 15,2 juta atau sekitar Rp 151,8 miliar kepada MacKenzie. Walau demikian, cacat yang diderita MacKenzie tak bisa disembuhkan. Keluarga Briant mencoba pengobatan terapi sel induk dan berharap bahwa saraf putrinya dapat pulih kembali.

"Saya tidak akan menyerah akan harapan bahwa dia bisa lebih baik. Saya ingin dia merasa bahagia. Saya ingin dia tahu kami mencintainya," kata Elaine.


(pah/vit
sumber: klik disini

Ciri Anak Autisme


Anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti autis membutuhkan cara penanganan khusus. Orang tua dan pendidik perlu informasi yang memadai bagaimana mengenal gangguan pada anak-anak sedini mungkin sekaligus bagaimana cara menanganina yang tepat. Setiap orang tua pasti memiliki harapan dan impian bahwa anknya terlahir dengan fisik dan mental yang normal, bahkan memiliki bakat yang melebihi anak lainnya.







Gambar : ciri anak autisme

Autisme merupakan suatu ganguan perkembangan yang menuunjukkan adanya sindrom periilaku yaitu : interaksi sosial dan perkembangan sosial abnormal, tidak mampu mengadakan komunikasi yang normal, minta serta aktivitasnya sangat terbatas, kaku, repetitif, dan tanpa imajinasi. Beberapa perilaku yang nampak pada anak yang mengalami gangguan autisme antara lain :

a. Dalam bidang penginderaan anak-anak ini menunjukkan respon yang tidak wajar. Ada yang tampak beigut menikmati jatuhnya sinar matahari dari balik jendela, ada yang sibuk memutar-mutar benda bulat di depannya selama berjam-jam.

b. Anak autis yang biasanya cenderung mengekplorasi lingkungannya melalui indera peraba, pengecapan dan pembauan seperti anak-anak kecil di bawah usianya. Setiap kali memegang benda, anak uatis cenderung mencium baunya terlebih dahulu.

c. Anak autis menunjukkan kurang sekali kontak mata dengan orang lain yang biasanya disertai dengan perilaku yang tidak wajar lainnya seperti tertarik dengan sinar atau benda gemerlap.

d. Beberapa anak autis bahkan tidak pernah berbicara walau mereka mengeluarkan suara-suara. Suara-suara yang dikeluarkan oleh anak autis itu tidak jelas dan biasanya berupa teriak-teriakan.

e. Anak-anak penyandang autisme tidak mampu memahami makna bahasa tubuh atau bahasa non verbal dalam komunukasi.

f. Anak autis juga kurang memahami emosi orang lain dan dapat dikatkaan dengan kurang peka atau kurang berperasaan.

g. Suka melambaikan tangan, berjalan berjingkat, goyang-goyang tubuh dengan ekspresi wajah yang aneh, badannya sangat kaku, kadnag badannya berputar-putar tanpa merasa pusing.

Untuk dapat melakukan deteksi dini, maka berikut ini secara ringkas diungkapkan mengenai indikator perilaku autistik pada anak-anak yang dapat dipergunakan pada segala usia.

Bahasa/komunikasi :
 - Ekpresi wajah yang datar
 - Tidak menggunakan bahasa/isyarat tubuh
 - Jarang memulai komunikasi
 - Tidak meniru aksi atau suara
 - Bicara sdikit atau tak ada atau mungkin cukup verbal
 - Mengulangi atau membeo kata-kata, kalimat-kalimat atau nyanyian
 - Intonasi/ritme vokal yang aneh
 - Tampak tidak mengerti arti kata
 - Mengerti dan menggunakan kata secara terbatas/harafiah

Hubungan dengan orang lain :
 - Tidak responsif
 - Tak ada senyum sosial
 - Tidak berkomunikasi dengan mata
 - Kontak mata terbatas
 - Tampak asyik bila dibiarkan sendiri
 - Tidak melakukan permainan giliran
 - Menggunakan tangan orang dewasa sebagai alat

Autisme untuk anak-anak dengan kemampuan yang lebih baik atau merupakan sindrom tersendiri. Gejala dan ciri dari asperger seringkali mirip dengan autisme. Perbandingannya adalah anak dengan asperger syndrome cenderung lebih mampu berbahasa dibandingkan mereka dengan kondisi autisme.


sumber : http://cirianakautis.com/ciri-anak-autisme/

Pencegahan Anak Autis Sejak Kehamilan

Secara teori, penyebab dan faktor resiko dari penderita autis masih belum jelas, maka strategi pencegahan mungkin tidak bisa dilakukan secara optimal. Dalam kondisi seperti ini, upaya pencegahan tampaknya hanya bertujuan agar gangguan perilaku yang terjadi tidak semakin parah dan bukan untuk mencegah terjadinya autis. Upaya pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian faktor resiko autis.

Pencegahan autis dapat dilakukan sedini mungkin sejak kehamilan. Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan, seseorang harus melihat dan mengamati penyebab dan faktor resiko terjadinya gangguan perkembangan janin sejak dalam kehamilan. Untuk mengurangi atau menghindari resiko yang bisa timbul dalam kehamilan dapat melalui beberapa cara, diantaranya :

1. Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, jika perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan

2. Melakukan pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, Herpes atau Hepatitis)

3. Periksa dan konsultasi kedokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala

4. Selalu mengikuti nasihat dan petunjuk dokter dengan baik

Bila terdapat perdarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi, yang bisa mengakibatkan gangguan pada otak dan janin. Perdarahan pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelainan prematur atau bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir yang rendah berpotensi tinggi resiko terhadap terjadinya autis dan gangguan bahasa lainnya.

Berhati-hatilah minum obat selama kehamilan, bila perlu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Terutama untuk obat-obatan yang diminum selama kehamilan trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide (sejenis zat yang berfungsi mengikat protein Cereblon yang dapat menyebabkan cacat embrio) pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan syaraf pusat yang mengakibatkan autis dan gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbicara.

Bila bayi beresiko alergi, sebaiknya ibu mulai menghindari asap rokok, debu, atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan.

Hindari makanan yang terbuat dari bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan. Jaga kebersihan makanan, sanitasi, dan kebersihan diri serta lingkungan. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.


sumber : http://cirianakautis.com/pencegahan-anak-autis-sejak-kehamilan/

Penggolongan Anak Autis

 



Dalam berinteraksi sosial, anak autisme di kelompokkan menjadi beberapa kelompok :

1. Menyendiri

a. Terlihat menghindari kontak fisik dengan lingkungannya. Meskipun bisa saja pada awalnya kelihatan biasa dan nyaman bermain dengan teman sebayanya, tapi hal ini hanya terjadi dalam waktu yang singkat. Setelah beberapa saat mengalami kontak fisik, beralih ke permainan lain karena sangat tidak mampu menciptakan pergaulan yang akrab. Perangai anak yang kelihatannya tidak mempunyai cacat ini membuat orang tuanya sangat tidak memahami, dan sangat menyakitkan hati.

b. Bertendensi kurang menggunakan kata-kata, dan kadang-kadang sulit berubah meskipun usianya bertambah lanjut. Dan, meskipun ada perubahan, mungkin hanya bisa mengucapkan beberapa patah kata yang sederhana saja.

c. Menghabiskan harinya berjam-jam untuk sendiri, dan jika berbuat sesuatu, melakukannya berulang-ulang.

d. Sangat tergantung pada kegiatan sehari-hari yang rutin

e. Gangguan perilaku pada kelompok anak autisme ini, termasuk bunyi-bunyi aneh, gerakan tangan, tabiat yang mudah marah, melukai diri sendiri, menyerang teman bergaul, merusak dan menghancurkan mainan sendiri.

2. Kelompok Anak Autisme Pasif

a. Lebih bisa bertahan pada kontak fisik dan agak mampu bermain dengan kelompok teman bergaul dan sebaya, tetapi jarang sekali mencari teman sendiri

b. Mempunyai perbendaharaan kata yang lebih banyak meskipun masih agak terlambat bisa berbicara dibandingkan dengan anak yang sebaya

c. Kadang-kadang malah lebih cepat merangkai kata meskipun kadang-kadang pula di bumbui kata yang kurang dimengerti

d. Gangguan perilaku pada kelompok ini tidak seberat anak kelompok yang menyendiri

3. Kelompok Anak Autisme Aktif

a. Mampu bermain dan bersosialisasi dengan kelompok teman bergaul dan sebaya

b. Dalam berdialog, sering mengajukan pertanyaan dengan topik yang menarik, dan bila jawaban tidak memuaskan atau pertanyaannya dipotong, akan bereaksi sangat marah

c. Menegakkan diagnosa anak autisme kelompok ini kadang-kadang sulit, karena kenyataannya anak ini bisa bergaul dengan lingkungannya. Meskipun mungkin terbatas hanya di sekitar tempat tinggalnya, cara bersosialisasinya tetap kurang menggunakan asas memberi dan menerima (take and give) antar sesama teman bergaul

Gejala dari satu kelompok bisa saja terdapat pada kelompok lain pada saat tertentu, tergantung pada situasi yang berpengaruh di saat itu. Oleh karena itu tidak mudah menggolongkan kelompok anak autisme

sumber : http://penyebabautis.com/penggolongan-anak-autis/





Faktor Penyebab Autis Pada Anak

Memang, faktor penyebab autis pada anak belum diketahui dengan pasti. Sebagian ilmuwan berpendapat autism terjadi karena faktor genetika. Tetapi, mengetahui penyebab autis pasti dari autism memang sulit kaena otak manusia itu sangat rumit. Otak berisi lebih dari 100 miliar sel saraf yang disebut neuron. Setiap neuron dapat memiliki ratusann atau ribuan sambungan yang membawa pesan ke sel saraf lain di orak dan tubuh. Dengan adanya sambungan-sambungan dan zat kimia pembawa pesan (neurotransmitter) itulah kita dapat melihat, merasakan , bergerak, mengingat dan bekerja sama seperti seharusnya. Karena pada beberapa alasan, beberapa sel dan sambungan di otak anak dengan autism, terutama pada wilayah yang mengatur komunikasi, emosi, dan indrawi- tidak berkembang dengan baik atau bahkan rusak.

Para ilmuwan masih mencoba memahami bagaimana dan mengapa hal ini terjadi. Faktor penyebab autis pada anak belum dapat dipahami dengan pasti. Para ilmuwan menemukan adanya problem kompleks neurobiologis (biologi otak) yang berbasis genetika, seperti halnya pada kondisi lain yang disebabkan oleh adanya kelainan pada kromosom yang diwarisi seorang anak.
Sementara beberapa studi lain menduga faktor penyebab autis pada anak timbul karena beberapa hal, termasuk :
  1. Alergi makanan
  2. Akibat pemberian vaksin tertentu
  3. Adanya penumpukkan ragi (yeast) dalam saluran pencernaan dan
  4. Terpapar racun-racun dari lingkaran.
Tetapi teori-teori tersebut belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Penelitian terkini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian vaksin dan timbulnya penyakit autis. Penting juga untuk ingat bahwa autism timbul bukan karena parenting yang buruk atau karena pengalaman traumatis. Yang dilakukan adalah memastkan apakah seorang anak telah mengidap autism itu tidak mudah. Orangtua lah yang biasa menjadi pihak pertama yang mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Karena menemukan:
  1. Anaknya itu sudah cukup umur untuk berbicara, tetapi nyatanya tidak/belum
  2. Tampak tidak tertarik pada orang-orang yang ada disekelilingnya atau
  3. Menampilkan perilaku tidak lazim, seperti pada umumnya anak-anak.
Tetapi simtom tersebut tidak melulu ditimbulkan dari autism, dapat saja timbul karena sebab-sebab penyakit autisme lain. Misal, anak yang mengalami problem pada pendengaran mereka, biasanya akan mengembangkan kemampuan untuk sulit berbicara. Biasnya dokter akan melakukan tes laboratorium dan tes medis standar pada anak-anak suspect autism- tetapi tindakan ini lebih dimaksudkan bahwa simtom yang ditampilkannya tidak berhubungan dengan problem medical lainnya.


Tes-tes medical yang biasa dilakukan mencakup :
  1. Pemeriksaan darah dan urine
  2. Pemeriksaan pendengaran
  3. EEEG (tes untuk mengukur gelombang otak) dan
  4. MRI ( gambar yang menunjukkan struktur otak)
  5. Terkadang dilakukan juga tes kecerdasan (IQ).

Biasanya para speesialis bekerja sama dalam sebuah tim untuk mencari tahu apa yang terjadi. Dalam tim tersebut dapat dilibatkan :
  1. Dokter anak
  2. Neurolog pediatric
  3. Dokter ahli perkembangan anak
  4. Psikiater anak
  5. Psikolog anak
  6. Terapis bicara dan bahasa
  7. Dan lain-lain.

sumber : http://penyebabautis.com/faktor-penyebab-autis-pada-anak/

Penyebab Autis Menurut Para Ahli

 Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks pada fungsi otak yang disertai dengan defisit intelektual dan perilaku dalam rentang dan keparahan yang luas. Autisme dimanifestasikan selama masa bayi dan awal masa kanak-kanak terutama sejak usia 18-30 bulan. Autisme terjadi pada 1:2500 anak, sekitar empat kali lebih sering pada lelaki dibanding perempuan (meskipun perempuan biasanya terkena lebih parah) dan tidak berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi, ras atau gaya hidup orang tua.

Penyebab autis adalah gangguan perkembangan dan fungsi susunan saraf pusat yang menyebabkan gangguan fungsi otak, terutama pada fungsi mengendalikan pikiran, pemahaman dan komunikasi dengan orang lain. Gangguan pertumbuhan sel otak ini terjadi pada saat kehamilan 3 bulan pertama. Kira-kira 60% anak autis mempunyai IQ di bawah 50, sedangkan sebanyak 20% antara 50-70 dan hanya 20% yang mempunyai IQ lebih dari 70.

Anak autis tidak mempunyai banyak masalah medis yang perlu dipertimbangkan (kecuali penderita autis yang mengalami epilepsi) namun pada umumnya tetap mengalami penderitaan  dalam kondisi yang tidak normal.

Para ilmuwan masih mencoba memahami bagaimana dan mengapa hal ini dapat terjadi. Penyebab autisme belum dapat dipahami dengan pasti. Para ilmuwan menemukan adanya problem kompleks neurobiologis (biologi otak) yang berbasis genetika seperti halnya pada kondisi lain yang disebabkan oleh adanya kelainna pada kromosom yang diwarisi seorang anak.

Sementara beberapa studi lain menduga autisme timbul karena berbagai penyebab, termasuk :

- Alergi makanan
 - Akibat pemberian vaksin tertentu
 - Adanya penumpukan ragi (yeast) dalam saluran pencernaan
 - Terpapar racun-racun dari lingkungan


sumber : http://penyebabautis.com/penyebab-autis-menurut-para-ahli/

Penyebab Penyakit Autis

Autisme merupakan gangguan perkembangan kompleks dimana gejalanya akan mulai terlihat sebelum usia 3 tahun. Autisme akan mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi verbal dan non verbal, serta gangguan perilaku pada anak. Anak dengan autisme memiliki masalah dalam mempergunakan bahasa, membentuk hubungan dan salah menginterprestasikan keadaan lingkungan sekitarnya. Menurut American Pshychiatric Association, autisme dikenal sebagai Pervasive Development Disorders.



Gejala autisme dapat bermacam-macam dan berbeda tiap individu. Penderita autisme memiliki kesulitan berkomunikasi dan memahami perkataan serta perasaan orang lain sehingga sebagian besar gejala autis adalah keterlambatan bicara, ketidakpedulian anak terhadap lingkungan dan orang sekitarnya, anak seolah hidup dalam dunianya sendiri sehingga tidak bisa bersosilisasi dengan orang lain atau teman sebayanya. Angka kejadian autisme semakin meningkat setiap tahunnya. Dilansir dari Autism Research Institute di San Diego, pada tahun 1987 jumlah anak autis 1:5000 anak, sedangkan tahun 2005 meningkat tajam menjadi 1:160 anak.

Sampa saat ini belum diketahui sebab pasti autisme. Berbagai ahli mengemukakan berbagai pendapatnya. Yang paling terkenal adalah hubungan vaksinasi autis dengan MMR(Mumps, Measles, Rubella) dengan autisme. Padahal para ahli tidak menemukan satupun bukti atas pernyataan tersebut. Hendaknya orangtua tidak begitu saja melarang anaknya divaksin MMR karena hal tersebut. Justru dengan tidak divaksin, anak akan lebih rentan tekena penyakit seperti mumps, measles atau rubella yang sangat berbahaya.

Beberapa ahli juga mengatakan bahwa faktor genetik berperan penting dalam autisme. Jika suatu keluarga memiliki anak autisme. Jika suatu keluarga memiliki anak autisme, maka kemungkinan memiliki anak dengan autisme lagi adalah 3-8%. Sedangkan jika salah 1 anak kembar menderita autisme, kemungkinan kembarannya juga menderita autisme adalah 30%. Abnormalitas kromosom DNA dan masalah pada susunan saraf ditemukan pada sebagian besar anak autisme.

Sebuah studi lain menemukan kaitan antara usia orangtua dengan resiko autisme. Jika salah satu orangtua dengan resiko autisme. Jika salah satu orang tua berusia 35-39 tahun, faktor resiko terjadinya autisme sebesar 27%. Sedangkan jika ibu yang berusia 35-40 tahun, resikonya meningkat 65% dibandingkan jika ayahnya yang berusia itu yang hanya sebesar 44%.

Pada beberapa anak, autisme juga dihubungkan dengan penyakit sebelumnya. Misalnya ibu terkena infeksi rubella, toksoplasmosis atau sitomegalovirus selama kehamilan, adanya kelainan bawaan sejak lahir, adanya kelainan bawaan sejak lahir (tuberous sclerosis, kelainan saraf, dll), infeksi pada anak setelah lahir seperti ensefalopati, meningitis bakterialis dll.

Bagi orangtua yang memililki anak autis yang terpenting adalah mencari terapi dan penanganan yang tepat dan intensif. Deteksi dini sangat penting karena jika kita dapat mendeteksi autisme lebih awal serta diberikan terpai yang tepat dan intensif, kita akan membantu anak tersebut tumbuh optimal. Adapun cara deteksi dini yang mudah adalah dengan pengamatan perilaku anak sehari-hari. American Academy of Pediatrics menyarankan tehnik Rapid Attention Back dan Forth Communication Tes atau dikenal dengan Rapid ABC. Yaitu cara mendeteksi dini dengan memberikan kegiatan sederhana pada anak yang melibatkannya secara aktif. Sehingga dapat menunjukkan keterlibatan dan komunikasi anak. Gerakan berulang dan kurangnya kontak mata bisa menjadi tanda awal dimana kita harus berkonsultasi pada ahli yang berkecimpung di bidang autisme. Selain itu, cara lain mendeteksi dini adalah orangtua memperhatikan anaknya dan menjawab pertanyaan di bawah ini :

1. Apakah anak anda tertarik atau mau bermain dnegan anak lain?
2. Apakah anak anda dapat menunjuk sesuatu benda jika ia tertarik pada benda tersebut?
3. Apakah anak anda pernah membawa suat benda untuk diperlihatikan pada orangtuanya?
4. Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5. Apakah anak merespon jika namanya dipanggil?
6. Bila anda menunjuk mainan yang jaraknya jauh, apakah ia akan menoleh untuk melihatnya?

Jika terdapat jawaban tidak pada lebih dari 2 pertanyaan, maka anda dianjurkan untik membawa anak anda untuk berkonsultasi pada profesional di bidang autisme seperti dokter maupun psikolog anak.


sumber : http://penyebabautis.com/

Ciri-Ciri Gejala Anak Autis


Autisme ialah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, dimana gejalanya sudah timbul sebelum anak tersebut mencapai usia tiga tahun, disebabkan oleh gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Menurut Dokter Anak, Alana Levine, Gejala gangguan spektrum autisme mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan komunikasi, tetapi juga dicirikan oleh perilaku yang tidak biasa seperti gerakan berulang, mengepakkan tangan dan kurangnya kontak mata. Sebelumnya diagnosis dan intervensi terkait dengan hasil jangka panjang akan lebih baik.
 
Copyright © 2013. Pusat Layanan Autis Kalsel Kalsel- All Rights Reserved